Posted by : Sagasano
Sabtu, 10 Desember 2011
Tag :// E.S. Ito,
Tag :// Novel
Post Original by R ダークネズミ Sagasano Jr
Penulis: E.S. Ito
Penerbit: Serambi
Tanggal terbit: Mei - 2008
Jumlah Halaman: 524
SINOPSIS BUKU
Serangkian aksi teror yang diduga digalang oleh Kelompok Patriotik
Radikal (KePaRad) mengacaukan sejumlah situs pemerintah, sistem
perbankan, dan sistem keamanan di beberapa pusat keramaian. Keinginan
mereka dengan jelas dapat diketahui dari pesan yang mereka tinggalkan
dalam setiap aksinya: Bubarkan Indonesia Bebaskan Nusantara Bentuk
Negara Kelima Pembunuhan putri seorang perwira menengah
Polda Metro Jaya menjadi titik awal untuk membongkar siapa KePaRad ini sebenarnya. Tapi tidak hanya itu yang terbongkar. Konspirasi di balik tembok lembaga kepolisian pun turut terancam dengan ditumbalkannya seorang inspektur bernama Timur Mangkuto. Pelarian sang inspektur menyajikan teka-teki tanpa akhir. Setiap kali misteri lama terbongkar, misteri baru bermula. Seiring dengan itu, teka-teki mengenai Atlantis dan kaitannya dengan kejayaan Nusantara pada masa lalu secara perlahan ikut terkuak. Namun, benarkah Indonesia akan berakhir demi terbentuknya Negara Kelima?
Polda Metro Jaya menjadi titik awal untuk membongkar siapa KePaRad ini sebenarnya. Tapi tidak hanya itu yang terbongkar. Konspirasi di balik tembok lembaga kepolisian pun turut terancam dengan ditumbalkannya seorang inspektur bernama Timur Mangkuto. Pelarian sang inspektur menyajikan teka-teki tanpa akhir. Setiap kali misteri lama terbongkar, misteri baru bermula. Seiring dengan itu, teka-teki mengenai Atlantis dan kaitannya dengan kejayaan Nusantara pada masa lalu secara perlahan ikut terkuak. Namun, benarkah Indonesia akan berakhir demi terbentuknya Negara Kelima?
- Resensi
- Es
Ito lahir pada tahun seribu sembilan ratus delapan puluh satu. Ibunya
seorang petani, Bapaknya seorang pedagang. Singkat sekali profil yang
ditampilkan di halaman terakhir novel ini. Penulis seolah tidak ingin
menonjolkan diri. Dan ini yang membuat saya ingin membaca buku dengan
judul yang sangat menarik ini. Apalagi dituliskan Es Ito pada halaman
pembukaan "Ibu, aku ingin mengubah bintang" Indah sekali...
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara Kelima
Paragraf di atas adalah tuntutan dari kelompok yang melakukan rentetan pembunuhan terhadap tiga gadis muda dan seorang perwira polisi. Kelompok pelaku pembunuhan tersebut menggoreskan simbol piramid dengan belahan diagonal pada dua orang korban yang terbunuh. Simbol itu disebut Pillar Orichalcum, yang terbuat dari material yang nilainya melebihi apapun, kecuali emas pada masa Atlantis.
Adalah Timur Mangkuto, yang menjadi tokoh sentral dalam novel ini. Ia dicurigai sebagai pelaku pembunuhan terhadap Rudi (seorang perwira polisi) sahabatnya. Kecurigaan polisi ini didukung oleh alasan bahwa waktu keberadaan Timur mangkuto tidak berselang lama dengan waktu pembunuhan, seperti yang dikembangkan oleh bagian forensik. Saksi juga menjelaskan bahwa tidak ada orang lain tengah malam yang bertemu dengan Rudi, selain Timur mangkuto.
Dibantu Genta; seorang Sarjana Informatika membantu polisi menghentikan aksi petualangan ruang maya yang dilakukan oleh Kelompok Patriotik Radikal (KePaRad), Timur Mangkuto berhasil meloloskan diri. Bersama Genta juga Timur Mangkuto menemui Eva Duani, sejarawan Indonesia. Eva Duani bersama ayahnya (Prof. Duani Abdullah) berusaha membantu memecahkan teka-teki negara kelima. Untunglah Ayah Eva Duani memiliki kitab dialog "Timaues and Critias" karangan Plato pada kisaran tahun 360 SM.
Timaues and Critias Plato kemudian berhubungan dengan Tambo Adat Alam Minangkabau. Sebuah cerita asal-usul nenek moyang orang Minang yang menjelaskan bahwa penaklukan Aleksander yang agung berakhir di anak benua India.
"Undang-undang tarimo tariak baleh, kok palu babaleh palu, nan tikam babaleh jo tikam, hutang ameh baia jo ameh, hutang padi baia jo padi, hutang kato baia jo kato"
Ini adalah merupakan kutipan dari buku Tambo, dan cerita Tambo ini kemudian didapatkan Timur Mangkuto lewat seorang Tukang Kaba yang merantau ke Bekasi, karena ia sudah tidak dihargai lagi di kampungnya.
Negara Atlantis yang digambarkan Plato dalam Kitab Timaues and Critias dan cerita kaba tentang Minangkabau inilah yang menarik. Di sini diceritakan bagaimana pembentukan hukum di Minangkabau dari simumbang jatuah, sigamak-gamak, tarik baleh sampai dengan munculnya Tuah sakato. Nah dari cerita inilah teka-teki perlahan terkuak.
Novel beraroma Minang Centris ini sungguh menegangkan, memukau dan membuat penasaran, tak tertebak endingnya akan seperti apa, membuat pembaca ingin segera menuntaskannya. Saya salut akan kerja keras Es Ito dalam mengumpulkan sekian banyak data serta menyusunnya menjadi rangkaian cerita yang dapat ditarik kesimpulannya.
Es Ito mampu mengajak pembaca unuk melihat bukti sejarah dari sisi yang berbeda; sebuah interpretasi baru terhadap sejarah Nusantara.